Beberapa tahun terakhir, Banda Aceh
mendapat julukan Negeri Seribu Warung Kopi. Itu bukan tanpa alasan karena di
Banda Aceh sudah menjamur warung kopi dimana-mana. Warung kopi pada awalnya berfungsi
hanya sebagai tempat untuk minum kopi. Namun, akhir-akhir ini warung kopi di
Banda Aceh berubah fungsinya yang tidak hanya untuk minum kopi tetapi untuk
diskusi, silaturrahmi, mengerjakan tugas kuliah, hingga menjadi objek wisata
kuliner terbaru untuk traveller.
Banyak warung kopi dimanfaatkan
akedemisi untuk mengadakan diskusi baik bersifat public maupun privacy. Rumoh
Aceh Kupi Luwak yang beralamat di Jeulingke, Banda Aceh misalnya, warung kopi
ini dimanfaatkan KWPSI(Kaukus Wartawan Peduli Syariat)
untuk mengadakan pengajian rutin setiap rabu malam. Linka Kupi, Darussalam,
Banda Aceh juga sering mengadakan diskusi publik yang dihadiri oleh berbagai
latar belakang masyarakat.
Kebanyakan mahasiswa memanfaatkan
warung kopi untuk mengerjakan tugas kuliah. Mereka mengajak beberapa teman
lainnya untuk berdiskusi di warung kopi. Kebanyakan warung kopi menyediakan
fasilitas wifi bagi konsumennya sehingga memudahkan mahasiswa untuk mencari
referensi tambahan yang berkaitan dengan tugas kuliahnya melalui akses internet.
Disamping itu, ada juga diantara mahasiswa memanfaatkan warung kopi sebagai
tempat silaturrahmi antar sesama ataupun sekedar mengadakan rapat. Warung kopi
juga menjadi objek wisata kuliner bagi wisatawan baik dalam negeri maupun luar
negeri. Kita begitu mudah menjumpai wisatawan menikmati secangkir kopi.
Itulah beberapa fungsi warung
kopi yang sudah berubah fungsinya dari hanya meminum kopi hingga sebagai objek
wisata kuliner bagi wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar