Kamis, 09 Mei 2013

Tangisan Seorang Ibu


Tadi setelah shalat maghrib, seorang ustazd berceramah dengan mengangkat tema “ Anak Durhaka”. Beliau memulai ceramahnya dengan menceritakan kisah nyata yang di alami seorang ibu di Gampong  Pineung yang datang curhat kepadanya.

Ibu tersebut curhat kepada ustazd tadi dengan mengatakan bahwa ia sudah kehilangan anak laki-laki berumur 25 tahun. “ Kehilangan bagaimana maksud ibu? “ Tanya ustadz. Ibu itu menjawab dengan terisak tangis“ Sejak anak lelakinya menikahi seorang gadis, tidak pernah lagi mengunjungi saya. Istrinya melarang suaminya mengunjungi ibunya ini. Bahkan sa’at istrinya hamil, seperti kebiasaan orang Aceh mengantarkan nasi( intat bu) kerumah si istri. Maka pada hari itu saya ditemani seorang teman pergi ke rumah menantu saya dengan membawa nasi tersebut. Sesampai dirumah tidak ada orang yang menyambut walaupun pintu rumah terbuka. Sehingga saya langsung masuk dan meletakkan nasi tersebut diatas meja. Kemudian kami pulang kerumah teman saya dengan hati sedih. Setelah 2 jam kemudian, saya pulang ke rumah sendiri. Tanpa saya duga, nasi yang saya antar tadi ke rumah si istri, diantar balik ke rumah. Betapa sakitnya hati saya ini”
Kisah ini memiliki kesamaan dengan kisah Alqamah. Seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang taat, wara’ dan kuat beribadah. Beliau juga kurang memperhatikan ibunya setelah ia menikah sehingga membuat hati ibunya kecewa dan berkecil hati kepada Alqamah. Sehingga sa’at Alqamah mau sakaratul maut ia tidak bisa membaca kalimat tauhid; LA ILAAHA ILLALLAH. Tapi setelah beliau mendapatkan kema’afan dari ibunda tercinta, ia dapat membaca kalimat tauhid kembali. Ia kembali dengan tenang dan wajah berseri seri.

Itu lah sedikit nukilan ceramah singkat mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita semua yang bahwa kita wajib memperhatikan ibu kita walaupun kita sudah menikah nantinya. Ibu itu hanya seorang dan tak tergantikan dengan siapapun tapi istri bisa kita cari lain. Kalau istri kita baik tidak akan melarang suaminya mengunjungi ibunya sendiri. Karena setelah menikah terjadi, maka orang tua istri adalah orang kita, begitu juga sebaliknya orang tua kita adalah orang tua istri. Maka alangkah baiknya sebelum menikah  seorang suami-istri harus berjanji seperti demikian agar terjadi hubungan yang harmonis diantara dua keluarga.

Sabtu, 04 Mei 2013

Ancaman Para Wanita Yang Berpakaian Tapi Telanjang


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini.

Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah:
Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya.

Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!
Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Mulailah dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik ….

http://rumaysho.com

Minggu, 28 April 2013

Wahai Pemuda Kembalilah kejalan yang Lurus


Assalamu’alaikum. Warahmatullohi Wabarakatuh
Segala kebenaran dan perlindungan hanya patut kita sembah hanya kepada Alloh Rabbul Izzati yang mana telah memberikan kita kehidupan di dunia ini. Oleh sebab itu wahai para Pemuda dambaan Islam cintailah Alloh saja serta kedua Orang tua kita serta janganlah kalian mengikuti langkah-langkah Perilaku juga jalan-jalan Syaithan dan orang Kafir yang dilaknat Alloh, maka kalau kalian mengakui bahwa kalian sebagai muslim pelajarilah ilmu Islam ini dengan baik karena tidak ada kemuliaan selain mempelajari Syari’at Alloh yang mulia yang terdapat dari dalam Al-Qur’an yang mulia sebagaimana Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: ” Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an ”. (Al-Hadist). Maka dari itu wahai Pemuda Islam janganlah kalian berpaling dalam mencari hakikat kebenaran yang hakiki sebab kebenaran yang hakiki dan sejati hanyalah kalian wahai para Pemuda Islam harusnya pelajari Al-Qur’an dan menghayati makna yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahulloh berkata: ” Hayatilah Al-Qur’an jika anda menginginkan petunjuk, karena ilmu itu ada di balik penghayatan Al-Qur’an. (lihat dan bacalah Buku Indahnya Hidup bersama Al-Qur’an, Karya: Syaikh Shalih Al-Fauzan Hal. 53, Terbitan: Pustaka Al-Sofwa, Jakarta juga Buku Kedudukan Sunnah Rasulullah Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam dalam Islam, Karya: Syaikh Nasiruddin Al-Albani, Terbitan: Kanzul ’Ilmi, Bandung serta Buku bagus Terbitan: Darul Falah, Jakarta tentang, Pelaksanaan WASIAT berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah, Karya: Syaikh Shalih bin Abdurrahman Al-Athram). Oleh karena itu wahai pemuda dambaan Islam pelajarilah dan perdalamlah Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasul-Nya Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam karena Alloh telah memberikan kepada kita melalui Rasul-Nya Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam yang mulia dengan Al-Qur’an dan As-Sunnahnya yang dijamin akan kebenaran didalamnya. Ingatlah akan sabda Nabi Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam beliau bersabda: “Menuntut ilmu agama ini adalah wajib atas setiap Muslim (pria maupun wanita).” (HR. Ibnu Majah & Baihaqi). Jadi wahai para Ayah dan Ibu janganlah engkau tidak membolehkan anak kalian kesekolah/madrasah serta universitas yang Islami maka kami himbau kepada para orang tua agar didiklah anak-anak kalian untuk perdalami ilmu agama islam ini dengan baik melalui lembaga tersebut dan melalui para Ulama yang konsisten terhadap Islam juga bacaan buku Islam yang bermutu yang berlandaskan kepada pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah itulah pedoman kita.
Dan ingatlah wahai para Orang tua jadikanlah anak-anak kalian sejarah yang membela agamanya dan melindungi agamanya dari berbagai fitnah dan budaya Syaithan dan orang Kafir yang dilaknat. Maka jadikanlah anak-anak kalian sebagai pengantar kalian keSyurga agar terhindar dari api neraka yang panas. (Lihatlah dan pelajarilah Buku Jagalah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka, Karya: Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Terbitan: Cahaya Tauhid Press, serta Buku Anak Muda nyalakan semangatmu!, Karya: Syaikh DR. Raghib As-Sirjani, Terbitan: Samudera).
Maka oleh karena itu marilah kita pelajari islam ini dengan sungguh-sungguh janganlah kalian berkiblat kepada Syaithan dan Orang Kafir serta Negara Kafir karena Alloh sangat murka apabila kita berpaling terhadap-Nya. Dan inilah sebagian contoh penyimpangan yang dilakukan oleh para Pemuda-pemudi:
1). Berkhayal/Zina Hati.
Ingatan yang terus menerus, rasa rindu, dsb: menyebabkan pikiran dan perasaan disibukkan dengan urusan pacar (duniawi) akibatnya lupa untuk berdzikir pada Alloh Azza wa Jalla Rabb semesta alam Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Telah tertulis atas anak Adan nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak dapat tidak. Zina dua mata adalah melihat, zina dua tangan adalah menyentuh, zina dua kaki adalah berjalan, zinanya hati adalah menginginkan dan berangan-angan dan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakan “. (HR. Muslim dari Abu Hurairah dengan Sanad Shahih).
2). Memandang dengan bersyahwat.
“ Hai Ali, janganlah sampai pandangan yang pertama di ikuti pandangan lagi. Sesungguhnya buatmu pertama, bukan yang kedua, dan dosa atas yang kedua “. (HR. Abu dawud dengan Sanad Hasan Shahih). Islam menyuruh umatnya untuk menundukkan pandangan (godhul Bashor), karena berawal dari pandangan itulah biasanya ketertarikan muncul. Lihat QS. An-Nuur: 30-31.
3). Pembicaraan yang manja/dibuat-buat untuk merayu.
Firman Alloh Azza wa Jalla: “ Jangan kalian rendahkan (merdukan) dalam berbicara, sebab akan tergoda orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan ucapkanlah kata-kata yang baik (biasa) “. (QS. Al-Ahzab: 32). Kalaupun kesannya diam, tapi mengatur gerakan anggota tubuh, sehingga membuat orang terpesona juga dilarang, yaitu dalam QS. An-Nuur: 30-31 yang artinya: “ Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara pandangannya yang demikian itu ialah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Alloh Azza wa Jalla Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (30) “. “ Janganlah hentakan kaki-kaki mereka (dengan maksud) agar supaya diketahui apa-apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka (31) ”.
4). Bersentuhan
Menyentuh lawan jenis dengan sengaja dalam keadaan tidak darurat hukumnya haram. Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Sungguh, kepala salah seorang diantara kamu ditikam dengan jarum besi lebih baginya daripada ia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya “. (HR. Tirmidzi dan Baihaqi dengan Sanad Hasan Shahih).
5). Memakai Parfum/Wangi-wangian. Hukumnya haram kecuali kepada Suami dan Mahramnya.
Parfum merupakan sarana yang paling halus dalam menyebarkan maksiat. Bentuk tubuh atau kecantikan bisa disembunyikan namun dengan berparfum semerbak orang yang disekatnya dapat merasakan dan berkhayal jauh. Maka Syari’at Islam melarang penggunaan parfum yang tidak pada tempatnya. Di ambil dari Fatwa Al-Imam Al-Allamah Syaikhuna Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahulloh. Rasululloh Muhammad ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Siapapun wanita yang memakai parfum/wangi-wangian melewati sekumpulan laki-laki maka wanita itu adalah wanita yang sudah berzina (tuna susila/PSK). (HR. An-Nasa’i, Abu dawud, Tirmidzi dengan Sanad Jayyid).
6). Khalwat
Khalwat ialah menyendiri atau bersepi-sepi dengan lawan yang bukan mahram. Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Janganlah seorang laki-laki dan seorang perempuan bersepi-sepi, sebab Syaithan Laknatulloh’ Alaik menemaninya “. Dan janganlah seorang diantra kami bersepi-sepi dengan seorang perempuan kecuali dengan disertai mahramnya “. (HR. Muthafaqun’ Alaih yakni Imam Bukhari & Imam Muslim dengan Sanad Shahih).
7). Ikhtilat (Campur baur antara Pria (Ikhwan) dan Wanita (Akhwat)).
Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah, Kerajaan Saudi Arabia (KSA) dan Fatwa Al-Imam Al-Allamah Syaikhuna Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahulloh berpendapat bahwa Ikhtilat yaitu bercampur baurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat yang memungkinkan saling satu sama lainnya. Serta menurut Ulama Salaf orang yang belum menikah dianjurkan (wajib) untuk bershaum (puasa) kalau melanggar dari norma-norma ajaran agama Islam maka haruslah didera 100 kali lalu diarak serta ditonton keliling kota/desa serta dilempar oleh batu hingga meninggal.
8). Memperlihatkan Aurat.
Wanita diawajibkan menutup auratnya sesuai dengan QS. An-Nuur: 30-31 yang artinya: “ Dan hendaklah menutupkan kain ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka…”.
9). Berhias/Tabaruj
Menurut Al-Allamah Syaikh Zamakhsyari Rahimahulloh, Tabaruj ialah memperlihatkan sesuatu yang seharusnya disembunyikan. Bisa berupa gerakan, cara bicara, berdandan, dll. Firman Alloh Azza wa Jalla: “…Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah dulu…”. (QS. Al-Adzhab: 33)
10). Homo Seks/Liwath.
Firman Alloh Azza wa Jalla: “ Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tercela. Barangsiapa mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas “. (QS. Al-Mu’minun: 5-7).
11). Onani/Istimta’
Yaitu mencapai kepuasan seksual dengan menggunakan tangan. Jadi ini termasuk zina tangan. Supaya tidak melakukan Rasululloh mengingatkan dengan sebuah hadist yang artinya: “ Wahai sekalian pemuda, barangsiapa yang sudah mempunyai bekal untuk kawin maka kawinlah sebab itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan dan barangsiapa yang belum mampu maka berpuasalah itu sebagai pelindung baginya “. (HR. Imam Bukhari & Imam Muslim).
12). Zina/hubungan Seks.
Puncak petaka dari pacaran ialah adanya hubungan seks diluar nikah. Islam sejak dini telah melarangnya, bahkan untuk mendekatinya saja sudah dilarang. Alloh berfirman: “ Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu ialah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk “. (QS. Al-Isra’: 32). Hukuman bagi sang pezina dalam Al-Qur’an sangat berat, yaitu didera seratus kali bagi yang belum menikah atau di rajam sampai mati bagi yang sudah menikah.
13). Para Pemuda-pemudi tidak membiasakan dirinya memberi hormat secara Islami dengan mengucapkan Assalamu’alaikum Wr. Wb tetapi mereka mengantinya dengan kata-kata: Selamat Pagi, Selamat Sore, Selamat datang dan selainnya dari kalimat-kalimat yang biasa digunakan oleh golongan di luar Islam yang ditiru oleh kaum muslimin; sehingga merekaa tidak mendapatkan tiga puluh kebaikan dari salam yang syar’i sebagaiman dalam hadist yang benar (shahih).
14). Para Pemuda-pemudi jika menelpon seseorang muslim maka akan segera mendapat jawaban dengan perkataan ” hallo ”, berasal dari bahasa Inggris yang artinya ” saya terima ”, ada dua kesalahan dalm kalimat ini, kesalahan pertama meniru orang kafir, dan kedua meninggalkan salam yang syar’i.
15). Para Pemuda-pemudi jika berpisah mengatakan bye…bye (atau da…da…, bahasa Belanda) yang semua itu dari bahasa asing, dan menanamkan pada dirinya, agar cinta dan terbiasa meniru orang kafir, padahal seharusnya Pemuda mengucapkan lafadz penghormatan yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yaitu dengan mengucapkan Assalamu’alaikum bukan bahasa asing tersebut.
16). Para Pemuda-pemudi berjabat tangan dengan bukan sesamanya, yakni pria dengan pria dan wanita dengan wanita sehingga terbiasa dengan adat istiadat orang-orang kafir yang diharamkan oleh Islam, sebab Rasululloh bersabda: ” Sesungguhnya saya tidak pernah berjabatan tangan dengan para wanita ”. (Hadist Shahih Riwayat Tirmidzi). Dan juga sabda Rasululloh kembali: ” Sesungguhnya kepala seorang laki-laki ditusuk dengan jarum besi adalah lebih baik dari pada memegang perempuan yaang tidak halal baginya ”. (Hadist Shahih Riwayat Tabrani).
17). Para Pemuda-pemudi lebih cinta kepada nama-nama yang tidak Islami seperti kalau Pria: Andri, Gunawan, Johan, dll serta Wanitanya: Susan, Diah, Susi, dll tetapi tidak mau menganti dan memakai nama yang Islami seperti kalau Pria: Ahmad, Hasan, Abdurrahman, Umar, dll sedangkan Wanitanya: Hasanah, Sumaiyah, Khadijah, Aisyah, Halimah, dll, Rasululloh bersabda: ” Sebaik-baiknya nama kalian adalah Abdullah, Abdurrahman, dan Al-Harist ”. (Hadist Shahih Riwayat Tabrani, lihat Shahih Jami’ 2369). Maka seharusnya kita harus bangga menggunakan nama yang Islami bukan yang tidak Islami.
18). Para Pemuda-pemudi sekarang gampang terayu dalam bujukkan Syaithan untuk memakai Obat-obatan terlarang apalagi Minuman Keras. Bukankah apa-apa yang meracuni tubuh kita itu dosa dan termasuk perbuatan Haram begitupula dengan Merokok yang sangat merusak tubuh kita lihatlah dan bacalah Buku mengenai Rokok Karya: Syaikh Abu Muhammad bin Ismail ar-Ramiih dengan Judul Rokok Haramkah Hukumnya?, Terbitan: Gema Insani Press, Jakarta.
19). Para Pemuda-pemudi lebih cinta kepada Produk pakaian Kafir daripada produk Islami dengan memakai Gamis, Jubah atau baju koko dan sarung sedangkan untuk pemudinya diwajibkan untuk mengenakan Jilbab yang Syar’i dan pakaian yang syar’i lagi longgar yang tidak terlihat tubuhnya dan memakai Cadar lebih baik dibandingkan tidak memakai, dan janganlah takut kita dibilang Ninja jika memakai Cadar dan perkataan yang keji tetapi takutlah dengan hukum Alloh dan Rasul-Nya untuk lebih jelas tentang penyimpangan terhadap Wanita lihatlah Buku Penyimpangan Kaum Wanita, Karya: Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin, Terbitan: Darul Haq dan Buku Hijab Pakaian Penutup Aurat Istri Nabi, Karya: Wan Muhammad bin Muhammad Ali, Terbitan: Citra Risalah juga Buku Ketika Kehormatan dicampakkan, Karya: Syaikh Faishal bin Sa’id Az-Zahrani, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.
20) Para Pemuda-pemudi merayakan/mengadakan dan mengikuti Hari Valentine’s Day yang nyatanya hari tersebut adalah hari peringatan untuk mengenang Pendeta Staint Valentine lebih jelas Bacalah Buku Ada apa dengan Valentine’s Day, Disusun oleh: Tim Pustaka Al-Sofwa, Terbitan, Pustaka Al-Sofwa, Jakarta juga Buku Nasihat Kepada kaum Muslimin, Karya: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin, Terbitan: Dar El-Hujjah
21) Para Pemuda-pemudi mereka merayakan/mengadakan dan mengikuti Perayaan Hari Ulang Tahun dan Hari pergantian Tahun (Happy New Year/Selamat Tahun Baru) padahal Rasululloh dan para Shahabatnya tidak pernah melakukannya karena tidak pernah dicontohkan, dan Rasululloh bersabda: ” Barangsiapa yang mengadakan suatu amalan yang tidak ada contohnya dariku maka amalanya tertolak ”.(Hadist Shahih Riwayat Muttafaq’ Alaih) Serta perbuatan tersebut adalah hukumnya Haram termasuk perbuatan Bid’ah yakni tidak ada contoh dari Rasululloh dan Shahabatnya tapi mereka mengadakan, serta masih banyak lagi sederet penyimpangan yang dilakukan oleh para Pemuda-pemudi Islam. Wallohu’ Ta’ala A’lam.
Nah, wahai para Pemuda-pemudi itulah beberapa contoh kesalahan yang anda lakukan serta masih banyak lagi penyimpangan yang anda lakukan. Juga kami menghimbau marilah kalian mencari kawan atau sahabat yang selalu mengingatkan akan kebenaran. Dan suatu hari Rosululloh kedatangan seseorang yang menanyakan tentang sahabat yang Shahih (baik). Beliau Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam menjawab: “ Sebaik-baik dia antara kamu ialah dia yang mengingatkan kamu kepada Alloh Azza wa Jalla, ucapannya menambah ilmumu dan perbuatannya mendorongmu beramal untuk Akhirat “. (HR. Al-Hakim, Tirmidzi dari Ibnu Amru bin Ash). Pertanyaan serupa, pernah diajukan oleh Nabiyulloh Isa Alaihi’ Sallam: “ Wahai Rosululloh Isa Alaihi’ Sallam: Siapa yang dapat dijadikan teman duduk? “ Jawab Isa Alaihi’ Sallam: “ Dia yang ucapannya menambah ilmu, dan menasihatimu, serta dapat mengingatkan kamu kepada Alloh Tabarokta wa Ta’ala dan amalannya dapat mendorongmu beramal untuk Akhirat “.
Memilih sahabat, merupakan pekerjaan yang gampang-gampang susah. Gampang, bila peruntukannya pada hal yang melalaikan, bersift gebyar, hura-hura dan kecenderungan pada jalan kefasikan. Namun akan terasa sulit, bila memilih mereka yang dapat menuntun kepada jalan kebenaran dan keimanan. Sampai-sampai secara khusus Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam mengingatkan: “ Kepribadian seseorang seiring dengan karakter kawan akrabnya. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih kawan (Sahabat) “. (HR. Ahmad).
Serta dalam hadistnya yang lain, Nabi Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam secara tegas menyatakan: “ Persahabatan yang baik merupakan sebagian dari Iman “. (HR. Al-Hakim, Ad-Dailami dari Aisyah’). Bentuk persahabatan yang baik tidak bercirikan llai, gebyar, hura-hura dan mengantar kepada jalan kefasikan dan kemungkaran, itulah yang disebut sebagai “ Persahabatan yang baik “.
Yakni persahabatan yang akan mempersubur tumbuhnya iman dan mengantarkan kita selamat di dunia hingga kampung akhirat. Insya Alloh Ta’ala. bijaklah memilih sahabat dengan mengambil mereka yang berkriteria antara lain sebagai berikut:
Memilih sahabat yang berakal dan bertakwa juga beriman serta berTauhidnya benar.

Cari yang memiliki Aqidah & Akhlak baik dan rajin beribadah dengan benar.
Mencari sahabat yang menyukai kebenaran dan keadilan.
Menjauhi orang yang selalu berbuat kefasikan dan kemungkaran serta kedzholiman.
Jauhi yang cinta kepada dunia.
Hindari yang suka berbuat dosa, maksiat dan kedustaan.

Jauhi mereka yang berbuat buruk. Karena ditegaskan oleh Nabi Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam: “ Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan bergaul dengan orang shaleh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang bermanfaat lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbincang (ngobrol) yang buruk “. (HR. Al-Hakim).
Ali Radhiyallohu’ anhu Wajhah Berpesan: “ Saudaramu yang sebenarnya adalah yang bersamamu, yang sanggup berkorban demi kebahagiaanmu, kalau ada sesuatu yang menimpamu ia sanggup meninggalkan siapapun untuk bersamamu “.
Semoga saja kalian paham akan isi Risalah yang mulia ini walaupun isinya sangat tidak berbobot tapi semoga saja banyak faedah ilmu agama yang sangat banyak. Untuk lebih yakin akan kebenaran Islam yang mulia marilah kita bersama-sama mencari kemulian dalam meniti Shirothol Mustaqiem (Jalan yang Lurus) dengan mempelajari Islam yang mulia melalui Ulama yang terpercaya otoritas ilmu agamanya yang dijamin oleh Alloh. Beberapa Untaian Nasehat berharga, “Barangsiapa yang Alloh kehendaki kebaikannya, niscaya Alloh jadikan dia paham terhadap agama-Nya.” (HR. Bukhari). “Jika seorang anak Adam wafat maka terputus amalannya kecuali tiga perkara: “shodaqoh jariyah (mengalir pahalanya), ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendo’akan orang tuanya.” (HR. Muslim). “Alloh mengangkat derajat orang-orang beriman dari kalian dan orang-orang yang berilmu tentang agama ini dengan beberapa derajat”. (QS. Al Mujadalah:11).
Wallohu’ Ta’ala A’lam, Sekian, Semoga tulisan ini bermanfaat. Wa’akhiru Dakwathuna. Subhanakallohumma’ Wabihamdikaa’ Ashadu’alaa ‘illaa Anta Astaqfiruka Wa’athubuhu ‘Ilaika. Nun Wal Qolami Wamaa’ Yasthurun, Walhamdulillahirobbil Alamien. Wallohu’ Ta’ala A’lam bish Showab.
Dan segala puji bagi Alloh Robb semesta alam dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi wa Sallam dan keluarganya dan para shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.
Semoga Alloh selalu merahmati kita dengan ilmu yang hakiki, Amien…!. Pesan Kami: Ingat 5 sebelum 5 yakni: “ Kehidupanmu sebelum datang matimu, Kesehatanmu sebelum datang sakitmu, Waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu, Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, Kekayaanmu sebelum datang kemiskinanmu “. (HR. Muslim).
Maraji (Catetan Kaki) dan Patut untuk dipelajari Umat Islam:
Al-Qur’an dan Terjemahan dari DEPAG RI.
Buku Intisari Ajaran Islam, Karya: Syaikh Thaha Muhammad, Terbitan: Irsyad Baitus Salam (IBS).
Buku Awas Ada Setan, Karya: Syaikh Wahid Abdussalam Bali, Terbitan: Media Hidayah.
Buku Fatwa-fatwa tentang memandang, berkhalwat dan berbaurnya pria dan wanita, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, dkk, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.
Buku Menjadi Mutiara Terindah, Karya: Syaikh Abdullah bin Jarullah al-Jarullah, Terbitan: Pustaka Arafah.
Tafsir Ibnu Katsir, Oleh: Al-Imam Ibnul Katsir.
Pacaran Dalam Kaca Mata Islam, Oleh: Abd. Al-Mukaffi, Terbitan: Media Dakwah
Kudung Gaul, Oleh: Abu Al-Ghifari, Terbitan: Mujahid Prees.
Remaja & Cinta, Oleh: Abu Al-Ghifari, Terbitan: Mujahid Prees, dll.

Kamis, 18 April 2013

Taboo



Taboo is a social or religious custom prohibiting or forbidding discussion of a particular practice or forbidding association with a particular person, place, or thing (oxford dictionaries). A taboo is a strong social prohibition relating to any area of human  activity or social custom that is sacred and forbidden based on moral judgment, religious beliefs and scientific consensus.  Breaking the taboo is usually considered abhorrent by society. When an activity or custom is taboo, it is forbidden and interdictions are implemented concerning it, such as the ground set apart as a sanctuary for criminals. Some taboo activities or customs are prohibited under law and transgressions may lead to severe penalties. On the other hand taboos result in embarrassment, shame, and rudeness. Taboos often extend to cover discussion of taboo topics. This can result in disagreeable or offensive. Marvin Harris, a leading figure in cultural materialism, endeavored to explain taboos as a consequence of the ecologic and economic conditions of their societies. Taboos challenge one's free speech and individual rights to express a subject or issue in need to be addressed for the benefit, not to damage, any given society. So, in this paper, we will discuss about some taboos in several countries.
In Indonesia, be offended if Indonesians ask question about your private life. you should not be offended if Indonesians inquire about your religion, your marital status or number of children. These are common questions Indonesians ask each other, too. These topics usually occur during talking. These questions are the opening conversation to get closer and more familiar to the persons they speak with. Kiss in greeting in front of public is also taboo in Indonesia. It is not common in Indonesia to greet each other with a kiss. It is only applicable in their immediate family. It is acceptable to give small kiss your spouse if there are other people. However, kissing your spouse or your fiancé passionately in the presence of others is considered taboo. Kissing your friends is not common in Indonesian's culture. You must be aware of your touch. Giving a hug to or putting your arm around your friend of different gender is uncommon in Indonesian culture. Give, receive, and eat with the left hand. To give, receive, and eat with the left hand is unacceptable and considered impolite. The left hand is toilet hand. They usually use their left hand to cleanse up after urinating or defecating. That is why they consider the left hand dirty.
In North America, it is taboo to ask someone their age, particularly a woman, as the culture values youth and also you should not ask someone what their weight is. You can comment on someone losing weight (this would be considered a compliment), but you should not comment on someone gaining weight. Another area which is considered private and should not be asked about is salary. You can ask what someone’s job is and what their job title is, but it is considered impolite to ask how much they are paid. Another taboo is asking them about their love life. When you get to be close friends with someone, you should also avoid asking them about their ‘love life’ because it is considered privacy that should not be known by others people.
The continent of Africa presents an enormous variety of food taboos. In many parts fresh milk is avoided by adults, although for the Masai, Fulbe, Nuba and other East African groups this commodity is thought to represent a particularly wholesome food for young men and warriors. Observations on food taboos of the inhabitants of mid-west Nigeria were chosen as they represent a particularly good example of a people, in which food taboos appear to have been imposed on society mainly to serve the interests of the 'strongest' section, i.e., the reification of social hegemonies of the society. In the mid-west state of Nigeria, meat and eggs are not usually given to children, because parents believe it will make the children steal. Gizzards and thighs of ducks are eaten by the elderly; children can only have the lower legs or sometimes the head. Frequently coconut milk and liver is taboo for children, because it is believed that "the milk renders them unintelligent, whereas the liver causes abscesses in their lungs".
In Japan, The taboo of wearing shoes indoor is a strong one, and should not be broke. Attempting to step into someone's home will get you yelled at by everyone around. You should remove your shoes and place them with the rest. Walking and Eating or drinking is a big taboo, but won't get you yelled at. You will get many stares and frowns, and will be avoided, however. Eating or drinking while walking is considered rude. The next is touching things in a person’s house. When visiting someone’s house, you should not touch anything such as pictures, tables, and anything. That is considered rude. You should ask permission first. This also applies for the bathroom. You do not simply use someone’s bathroom. It is considered a personal and private location. Another one is you should keep your voice down in public, hence the train is very quiet. If you are speaking English in a loud voice, Japanese people feel uncomfortable. You can text on the train, but not converse. Only rude older people talk on their phones in the train because they don't know how to text because everyone glares at them.
In Italy, you should not say ciao to everyone. You’ll hear ciao being said all over Italy. It’s an incredibly common greeting throughout the country. But if you pay closer attention, you’ll see that it’s almost always used among people who know each other or are in the same peer group. Among foreigners, or when addressing your teachers and professors, you should use other more formal greetings. Of course, you won’t be deemed as rude but people will think you are overly informal if you simply say "ciao" to a shopkeeper.
We can see that taboos specify what is or is not permissible (De Capua and Wintergerst, 2004). When we go abroad, we must able to adapt with rules that applied in various countries. If we cannot do that we will get difficulties in daily life. People will consider us rude, for example, asking them about their privacy. Sometime we will be avoided and yelled by them. Thus, we should tolerant their culture in order to facilitate us to cooperate and communicate with them. 


References
De Capua, Andrea and Wintergerst, Ann C. 2004. Cross Culture Understanding in the Language Classroom. USA: The University of Michigan Press.
Oxford Dictionary.
http://www.kwintessential.co.uk/cultural-services/articles/intercultural-indonesia.html
http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20091030132843AAsYFwx
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2711054/
http://www.thewomaninchina.com/cq-attitudes-taboos-in-west.html

Kamis, 21 Juni 2012

UPAYA BARAT UNTUK MENGHANCURKAN ISLAM



            Islam sebagai agama yang hak dan diridhai Allah SWT dimuka bumi ini, tentunya mempunyai rintangan-rintangan dan tantangan-tantangan yang harus dihadapi, baik dari pihak luar Islam maupun dari kalangan umat Islam itu sendiri.
            Telah nyata sejak zaman dahulu pihak Yahudi dan Nasrani, berupaya untuk menguasai Islam dan dalam Al-Qur’an pun telah ditegaskan mengenai hal tersebut yaitu dalam surat Al-Baqarah ayat 120 yang artinya :
“ Orang-orang Yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka “.
             Seperti yang dipaparkan dalam ayat diatas, telah nyata pada kita keinginan pihak Barat (Yahudi dan Nasrani) untuk menguasai  Islam. Maka tak heran pada zaman sekarang ini mereka juga melancarkan upayanya untuk menguasai Islam dengan berbagai cara baik itu secara terang-terangan maupun dengan cara yang sangat rahasia, yang kita pun tak menyadarinya, tapi cara tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi umat Islam.
            Ada beberapa upaya yang sekarang ini marak dilancarkan oleh pihak Barat untuk menghancurkan umat Islam atau dikenal dengan strategi 4F , yaitu :
  1. Film
Film adalah salah satu senjata yang paling ampuh yang dilancarkan pihak Barat untuk menguasai Islam. Dewasa ini banyak beredar vcd-vcd porno dan film-film yang tidak layak ditonton oleh umat Islam, yang dibuat oleh pihak-pihak Barat maupun antek-anteknya untuk menghipnotis umat Islam.
Banyak generasi Islam yang rusak moralnya akibat menonton film-film tersebut, mereka tidak mengindahkan lagi tata krama, sopan santun dan aturan-aturan dalam Islam serta perbuatan-perbuatan mereka banyak menjurus kehal-hal negatif.
  1. Fashion (busana)
Sekarang ini marak sekali mode-mode pakaian ala Barat yang telah masuk kedaerah kita. Ini perlu kita waspadai karena pakaian ala Barat tersebut banyak yang tak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam Islam dalam hal berpakaian serta dapat menghapus citra Islam serta ciri seorang Muslim.

  1. Faith (keimanan)
Mereka (pihak Barat) kerap memasukkan ideologi mereka kepada umat Islam. Jika kita minim ilmu agama maka sangat mudah bagi mereka untuk mengajak kita mengikuti ideologinya. Banyak cara yang diterapkan dalam memasukkan ideologinya, misalnya : melalui buku-buku, majalah-majalah, surat kabar, serta media elektronik yang lebih canggih seperti internet. Mereka sering meracuni pikiran generasi muda Islam, sehingga generasi muda Islam itu sendiri tidak loyal lagi terhadap Islam. Maka kita perlu membentengi diri dengan ilmu pengetahuan baik itu ilmu agama maupun lainnya sehingga kita tidak terjerumus mengikuti mereka .
  1. Friction (perpecahan)
Ini merupakan strategi Barat yang sangat mengerikan terhadap umat Islam. Banyak perpecahan antara umat Islam akibat ulah mereka. Mereka memfitnah dan memprofokasi antara satu dengan yang lain, sehingga antara umat Islam itu sendiri terjadi saling tuding menuding dan sampai terjadi pertumpahan darah. Untuk hal ini kita harus mempererat Ukhuwah Islamiah antara kita sendiri. Jadikan perbedaan itu sebagai rahmat dan  jangan jadikan perbedaan tersebut sebagai sumber perpecahan. 
Itulah beberapa strategi yang dilancarkan pihak Barat untuk meguasai umat Islam. Kita sebagai generasi penerus Islam harus mewaspadai hal itu agar Islam tetap kokoh dan tegar dalam mengadapi segala tantangan zaman. Mari kita tingkatkan Ukhuwah Islamiah antara sesama kita sehingga kita mampu bangkit dari keterpurukan yang selama ini melanda umat Islam.
Dan ingat ucapan Umar Bin Khattab :
“ Kebenaran tanpa organisasi yang rapi akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi 


“.Sumber : Buku” Dajal dan Simbol Setan”

The Relationship between Language and Culture



Language is an arbitrary system of articulated sounds made use of by a group of humans as a means of carrying on the affairs of their society (Francis 1958: 13). Language is an expression of human mind rather than a product of nature, is boundless in scope and is constructed on the basis of a recursive principle and that permits each creation to serve as a basis for a new creative act (Chomsky 1972: 102). According to Sapir (1921), “language is a purely human and non-instinctive method of communicating ideas, emotions and desire by means of voluntarily produced symbols.” There are many other definitions of the language proposed by linguists. They have similar concepts although there is a different and emphasis. Thus, language is orally communication, arbitrary, symbols, and signs used that have meaning and related with the real life and human experiences. Culture is that complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, customs and other capabilities or habits acquired by members of society (E. B. Taylor). Culture is the ways that tend to be done by members of society. It means that it is not an obligation, but it is only tendency of them. There are various theories about the relationship of language and culture. Some said that language is part of the culture, but other said that the language and culture are two different things, but have a very close relationship, so it cannot be separated. Others said that the language is strongly influenced culture so that all things that exist in the culture will be reflected in the language. Conversely, there are also said that the language is strongly influenced human culture and way of thinking or public speakers.
Language represents social reality. Understanding of social behavior through language depends on the habits of society. Therefore, when they communicate each other also depends on their culture such as culture and habits of Acehnese speakers. Acehnese speakers of Aceh Barat and Aceh Selatan (including Lamno, Jeuram, Nagan Raya), the ways children communicate with their parents are different with the habits of Pidie society (including Aceh Utara, Bireun, and east of Aceh), for example, children greet their parents. In Aceh Barat and Aceh Selatan societies, using word ”kah” (you) when greeting their parent is considered usual for them, for example, mak, kah hona kajak uroe nyoe?(mom, where do you want to go today?).   At Pidie society, however “kah” is unusual for them so that it is considered impolite. Pidie society will use word “droeneuh”(you) for greeting their parents or people who are older than them, for instance, mak ,dreoneuh hona neujak uroe nyoe?( mom, where do you want to go today?).
Language can affect culture patterns. Language affects the way of thinking and behavior members of the public speakers. Their behavior is always influenced by the properties of the language such as interpretation of time. For example word singoh “tomorrow”. The habit of Aceh Selatan society, word singoh means durations that is can be more than one day after today, even until at an unspecified time. In Pidie society, however, word singoh means tomorrow that means the day after today. For Aceh Selatan society, utterance to represent tomorrow that means the day after today is singoh beungoh. However, for Pidie society, utterance singoh beungoh means tomorrow morning. If it is near to noon, they did not say singoh beungoh anymore but they said cot uroe singoh. This clearly shows the difference in Acehnese speakers which shows the culture in a region especially in terms of promise. The impact of this regard is the habit of fulfill the promise that finally seen as a culture.
As I mentioned at first paragraph, there are also people said that culture affects language. For example, at British, British society is not civilized to eat rice so that we cannot find in English vocabulary which differentiates padi, beras, dan nasi, all of it is called rice. Therefore, in certain contexts the word rice means padi, in another context means beras and also means nasi. Another example, in Eskimo communities that have been cultured living in snow areas, has more than ten words to express the snow. On the other hand, Indonesian, including Acehnese, has only one word to describe the snow.
In short, for the aforementioned reasons, language and culture influence each other even though there are people said that language strongly affects culture and vice versa, there are also said that the language is strongly affected human culture and way of thinking. The essential of it is culture and language is inseparable.  Culture cannot exist without language and vice versa. All that is spoken in a language is about things that exist in the language of culture. Therefore, we need to learn the language if we want to explore a culture. The purpose in reviewing the language is to understand more deeply the patterns and values ​​in a society, language is considered the most powerful features of one's social personality, and also there is a relationship to the culture in a society.

   

References
Tefl.net (   ).The Relationship between Language & Culture and the Implications for Language Teaching. Retrieved December 21, 2011, from
gdufs.edu (  ).The Relationship between Language and Culture. Retrieved December 21, 2011, from
DeCapua, Andrea & Wintergerst, Ann. ( 2004). Cross cultures in the Language Classroom. USA: The University of Michigan Press.  
Sullivan, Kathleen E. ( 1994). Understanding Ways Communicating Between Cultures. NSW: Southwood Press Pty Limited.

Selasa, 19 Juni 2012

Anda Orang Berakal? Maka Ingatlah Allah



Beberapa tahun lalu, seorang penyanyi pernah menembangkan lagu yang di antara syairnya berbunyi demikian:

aku mau tidur ingat kamu
aku mau makan ingat kamu
aku mau mandi ingat kamu,
dst.

Lagu itu memang berbicara tentang cinta dua anak manusia. Tapi, apa tidak terlalu berlebihan bila di setiap waktu ia selalu mengingat kekasihnya. Padahal kekasihnya itu belum tentu jadi suaminya. Meski itu hanya sekadar lagu, tapi setidaknya itulah cerminan gaya anak muda saat ini.

Lantas, bagaimana ungkapan cinta kita kepada Allah? Bukankah kecintaan kita kepada Allah Swt. mesti ditempatkan di atas segala-galanya? Sementara, kecintaan kita kepada manusia harus dalam rangka kecintaan kita kepada Allah.

Mengingat Allah (dzikrullah) adalah salah satu aspek kecintaan seorang hamba kepada Kholiq-nya. Bahkan salah satu sifat orang-orang yang berakal (ulul albab) adalah selalu mengingat Allah (QS Ali Imran: 190-191).

Dan kalau kita mau diingat Allah, maka kita pun selalu harus mengingat-Nya. "Maka ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingat kalian" (QS Al-Baqarah: 152).

Menurut Rasulullah Saw., salah satu ciri orang hidup itu dzikrullah mengingat Allah). Beliau bersabda, "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dibandingkan dengan yang tidak berdzikir adalah bagaikan orang yang hidup dengan orang yang mati" (HR Bukhari).

Yang dimaksud dengan dzikir adalah merasakan keagungan Allah dalam semua kondisi. Dzikir tersebut bisa berupa dzikir pikiran, hati, lisan, dan perbuatan. Yang dimaksud dengan dzikir perbuatan mencakup tilawah Al-Qur`an, ibadah, dan keilmuan. Makna dzikir inilah yang paling banyak dijelaskan oleh Al-Qur`an dan hadits Rasulullah Saw.

Tentang dzikir dengan pikiran, Allah Swt. berfirman: "Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak juga oleh jual-beli dari mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat, dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari dimana hati dan penglihatan menjadi guncang" (QS An-Nur: 37). Jadi merasakan keagungan Allah dan selalu merasa diawasi oleh-Nya harus terus berlangsung, sekalipun dalam kegiatan berdagang atau bisnis. 

Dzikir dengan hati, Allah Swt. berfirman: "Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah ahti menjadi tenteram" (QS Ar-Ra'd: 28). Jika seorang mukmin ingin selalu menemukan kenikmatandan ketenteraman dzikrullah di relung hatinya, hendaklah ia merasakan adanya keagungan Allah tertancap di dalam hatinya dan merasuk dalam jiwanya. 

Sementara itu, makna dzikrullisan (dzikir dengan hati) didasari sebuah hadits qudsi. "Sesungguhnya Allah Swt. berfirman, "Aku menyertai hamba-Ku, bila ia berdzikir kepada-Ku, dan kedua bibirnya bergerak menyebut nama-Ku" (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah). 

Dalam hadits riwayat Tirmidzi dari Abdullah bin Bisyir, seseorang berkata, "Ya Rasulullah, ajaran-ajaran Islam sudah sangat banyak bagiku, beritahukan saya akan sesuatu yang bisa saya pegang teguh." Rasulullah Saw. menjawab, "Hendaklah lisanmu selalu basah dengan dzikir kepada Allah." 


Yang termasuk dzikir lisan adalah semua doa dan ma'tsurat yang diriwayatkan secara shahih dari Nabi Saw. dan dikenal di zaman generasi shahabat dan generasi salaf yang shalih. Termasuk dzikir juga semua permohonan kepada Allah dan semua istighfar yang tercantum dalam Al-Qur`an atau diriwayatkan dari Nabi SAW.

eramuslim 

Entri Populer

Laman

Mengenai Saya

Foto saya
Namaku Fadhlullah Yuza yang lahir di Beureunuen 28 april 1992. Aku memiliki beberapa nama panggilan. Aku bukanlah anak pintar dan juga bukan anak yang cemerlang. Aku bukanlah lelaki sempurna karena masih banyak kesalahan. Namun, aku sangat mengharapkan ada orang yang mau menunjukkan kesalahan dan memberikan solusi agar aku bisa memperbaiki kesalahan tersebut dan aku mencintai mereka yang mau berteman denganku setelah mengetahui siapa aku sebenarnya.

Pengikut

statistik