Selasa, 21 Mei 2013

Kontes 'Ratu-Ratuan' di Mata Hj. Irena Handono

Keikutsertaan Indonesia dalam ajang Miss Universe masih menimbulkan pro dan kontra. Namun, ternyata untuk pertama kalinya, Indonesia akhirnya ikut dalam ajang pemilihan ratu sejagad itu dan untuk pertama kalinya, kita melihat seorang Muslimah Indonesia tampil di muka umum dengan menggunakan pakaian renang! Jadilah Artika Sari Dewi, wakil Indonesia di ajang itu dijuluki 'Miss Kontroversi'. Irena Handono, mantan biarawati, yang kini menjadi ustadzah terkenal dengan tegas mengatakan, ajang tersebut merupakan bentuk penghinaan terhadap martabat perempuan. Bagaimana pandangan-pandangannya tentang hal itu? Berikut petikan wawancara dengan Ustadzah Hj. Irena Handono, yang ditemui saat aksi massa menentang eksploitasi perempuan di gedung MPR/DPR, Selasa (31/5).

Bagaimana ibu mencermati penyelenggaraan kontes 'ratu-ratuan' seperti Miss Universe ini, yang juga banyak diselenggarakan di Indonesia?

Yang dilakukan ini bukan suatu modernisasi, tapi kembali ke belakang ke zaman jahiliah. Zaman jahiliah itu masyarakat tidak menggunakan pemikiran atau kebijakan, tapi yang digunakan adalah standar tubuh, fisik. Persis seperti yang dilakukan di Miss Universe kemarin. Kita lihat saja, apakah orang cantik itu mampu membuat bangsa menjadi sejahtera? Konkritnya, ketika ada orang sakit misalnya, apakah orang sakit itu tersembuhkan karena wajah cantik atau karena dokter? Kalau kita bicara secara medis ini ya. Begitu juga dengan menata suatu negara, apakah suatu negara itu akan adil makmur, dipimpin oleh menteri-menteri yang cantik ataukah menteri- menteri yang tepat pada bidangnya. Jadi ukuran kecantikan sekarang ini adalah ukuran jaman dulu. Ini adalah, maaf, kalau saya anggap sebagai suatu rekayasa terselubung untuk membuat bangsa ini mundur kembali, terutama kaum perempuannya. Mengapa yang dibidik kaum perempuan, tuntunan agama Islam mengatakan, baik buruk perempuan adalah baik buruk negara itu sendiri.

Alasan keikutsertaan Indonesia dalam kontes ratu sejagad itu, katanya untuk meningkatkan citra bangsa di mata dunia dan pariwisata Indonesia, komentar ibu?

Kita lihat dulu siapa yang ngomong, ilmuwankah atau pebisnis. Kalau ilmuwan, maka dia akan mencari alasan keilmuwan, tapi kalau yang bicara adalah kelompok bisnis maka orientasinya adalah market, bagaimana agar barangnya laku. Jadi bukan untuk kepentingan negara, bukan untuk memajukan harkat perempuan. Tidak. Tapi kepentingannya adalah mengeksploitasi untuk kepentingan bisnisnya itu. Saya mengatakan seperti ini, kita lihat saja sejarahnya, tahun 1952 saat itu di California pertama kalinya diadakan kontes-kontes seperti ini. Pada waktu itu ada sebuah perusahaan pakaian ingin memperkenalkan mode baru, bikini. Tapi ketika bikini itu dibuat, masyarakat menganggap negatif pakaian bikini itu. Bagaimana untuk memasyarakat itu, maka caranya adalah dengan mengadakan kontes, kontes bikini. Ternyata setelah dikonteskan, laris bikininya. Nah, itu berkelanjutan sampai hari ini.

Bagaimana melakukan pendekatan pada masyarakat agar menyadari bahwa kontes ratu-ratuan seperti ini tidak sesuai dengan aqidah Islam?

Allah berfirman bahwa yang paling mulia di sisi Allah itu adalah orang yang bertaqwa, bukan orang cantik, bukan seperti ukuran para juri dalam kontes- kontes semacam itu, dada diukur, pinggul diukur, bukan itu.

Apakah perlu dikeluarkan aturan tegas yang menyatakan, bahwa Indonesia tidak boleh mengirim perwakilan dalam kontes semacam Miss Universe itu?

Pemerintah bersikap lunak, itu yang kita sayangkan. Padahal MUI sudah mengeluarkan fatwanya, kalau saya tidak salah dan aturan pemerintah tentang itu juga masih ada, belum dicabut. Keputusan pemerintah nomor 237/U/84 pasal 4 dan 6, saat itu masih zaman presiden Soeharto. Beliau melarang, perempuan Indonesia mengikuti kontes-kontes kecantikan sejagad dan aturan ini belum dicabut sampai sekarang. Kami tetap memperjuangkan persoalan ini, bahwa kita menolak kontes-kontes seperti itu karena menghinakan martabat perempuan.(ln/nov)


sumber : eramuslim.com 

Kamis, 09 Mei 2013

Tangisan Seorang Ibu


Tadi setelah shalat maghrib, seorang ustazd berceramah dengan mengangkat tema “ Anak Durhaka”. Beliau memulai ceramahnya dengan menceritakan kisah nyata yang di alami seorang ibu di Gampong  Pineung yang datang curhat kepadanya.

Ibu tersebut curhat kepada ustazd tadi dengan mengatakan bahwa ia sudah kehilangan anak laki-laki berumur 25 tahun. “ Kehilangan bagaimana maksud ibu? “ Tanya ustadz. Ibu itu menjawab dengan terisak tangis“ Sejak anak lelakinya menikahi seorang gadis, tidak pernah lagi mengunjungi saya. Istrinya melarang suaminya mengunjungi ibunya ini. Bahkan sa’at istrinya hamil, seperti kebiasaan orang Aceh mengantarkan nasi( intat bu) kerumah si istri. Maka pada hari itu saya ditemani seorang teman pergi ke rumah menantu saya dengan membawa nasi tersebut. Sesampai dirumah tidak ada orang yang menyambut walaupun pintu rumah terbuka. Sehingga saya langsung masuk dan meletakkan nasi tersebut diatas meja. Kemudian kami pulang kerumah teman saya dengan hati sedih. Setelah 2 jam kemudian, saya pulang ke rumah sendiri. Tanpa saya duga, nasi yang saya antar tadi ke rumah si istri, diantar balik ke rumah. Betapa sakitnya hati saya ini”
Kisah ini memiliki kesamaan dengan kisah Alqamah. Seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang taat, wara’ dan kuat beribadah. Beliau juga kurang memperhatikan ibunya setelah ia menikah sehingga membuat hati ibunya kecewa dan berkecil hati kepada Alqamah. Sehingga sa’at Alqamah mau sakaratul maut ia tidak bisa membaca kalimat tauhid; LA ILAAHA ILLALLAH. Tapi setelah beliau mendapatkan kema’afan dari ibunda tercinta, ia dapat membaca kalimat tauhid kembali. Ia kembali dengan tenang dan wajah berseri seri.

Itu lah sedikit nukilan ceramah singkat mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita semua yang bahwa kita wajib memperhatikan ibu kita walaupun kita sudah menikah nantinya. Ibu itu hanya seorang dan tak tergantikan dengan siapapun tapi istri bisa kita cari lain. Kalau istri kita baik tidak akan melarang suaminya mengunjungi ibunya sendiri. Karena setelah menikah terjadi, maka orang tua istri adalah orang kita, begitu juga sebaliknya orang tua kita adalah orang tua istri. Maka alangkah baiknya sebelum menikah  seorang suami-istri harus berjanji seperti demikian agar terjadi hubungan yang harmonis diantara dua keluarga.

Sabtu, 04 Mei 2013

Ancaman Para Wanita Yang Berpakaian Tapi Telanjang


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini.

Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah:
Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya.

Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!
Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Mulailah dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik ….

http://rumaysho.com

Entri Populer

Laman

Mengenai Saya

Foto saya
Namaku Fadhlullah Yuza yang lahir di Beureunuen 28 april 1992. Aku memiliki beberapa nama panggilan. Aku bukanlah anak pintar dan juga bukan anak yang cemerlang. Aku bukanlah lelaki sempurna karena masih banyak kesalahan. Namun, aku sangat mengharapkan ada orang yang mau menunjukkan kesalahan dan memberikan solusi agar aku bisa memperbaiki kesalahan tersebut dan aku mencintai mereka yang mau berteman denganku setelah mengetahui siapa aku sebenarnya.

Pengikut

statistik