Kamis, 21 Juni 2012

UPAYA BARAT UNTUK MENGHANCURKAN ISLAM



            Islam sebagai agama yang hak dan diridhai Allah SWT dimuka bumi ini, tentunya mempunyai rintangan-rintangan dan tantangan-tantangan yang harus dihadapi, baik dari pihak luar Islam maupun dari kalangan umat Islam itu sendiri.
            Telah nyata sejak zaman dahulu pihak Yahudi dan Nasrani, berupaya untuk menguasai Islam dan dalam Al-Qur’an pun telah ditegaskan mengenai hal tersebut yaitu dalam surat Al-Baqarah ayat 120 yang artinya :
“ Orang-orang Yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka “.
             Seperti yang dipaparkan dalam ayat diatas, telah nyata pada kita keinginan pihak Barat (Yahudi dan Nasrani) untuk menguasai  Islam. Maka tak heran pada zaman sekarang ini mereka juga melancarkan upayanya untuk menguasai Islam dengan berbagai cara baik itu secara terang-terangan maupun dengan cara yang sangat rahasia, yang kita pun tak menyadarinya, tapi cara tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi umat Islam.
            Ada beberapa upaya yang sekarang ini marak dilancarkan oleh pihak Barat untuk menghancurkan umat Islam atau dikenal dengan strategi 4F , yaitu :
  1. Film
Film adalah salah satu senjata yang paling ampuh yang dilancarkan pihak Barat untuk menguasai Islam. Dewasa ini banyak beredar vcd-vcd porno dan film-film yang tidak layak ditonton oleh umat Islam, yang dibuat oleh pihak-pihak Barat maupun antek-anteknya untuk menghipnotis umat Islam.
Banyak generasi Islam yang rusak moralnya akibat menonton film-film tersebut, mereka tidak mengindahkan lagi tata krama, sopan santun dan aturan-aturan dalam Islam serta perbuatan-perbuatan mereka banyak menjurus kehal-hal negatif.
  1. Fashion (busana)
Sekarang ini marak sekali mode-mode pakaian ala Barat yang telah masuk kedaerah kita. Ini perlu kita waspadai karena pakaian ala Barat tersebut banyak yang tak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam Islam dalam hal berpakaian serta dapat menghapus citra Islam serta ciri seorang Muslim.

  1. Faith (keimanan)
Mereka (pihak Barat) kerap memasukkan ideologi mereka kepada umat Islam. Jika kita minim ilmu agama maka sangat mudah bagi mereka untuk mengajak kita mengikuti ideologinya. Banyak cara yang diterapkan dalam memasukkan ideologinya, misalnya : melalui buku-buku, majalah-majalah, surat kabar, serta media elektronik yang lebih canggih seperti internet. Mereka sering meracuni pikiran generasi muda Islam, sehingga generasi muda Islam itu sendiri tidak loyal lagi terhadap Islam. Maka kita perlu membentengi diri dengan ilmu pengetahuan baik itu ilmu agama maupun lainnya sehingga kita tidak terjerumus mengikuti mereka .
  1. Friction (perpecahan)
Ini merupakan strategi Barat yang sangat mengerikan terhadap umat Islam. Banyak perpecahan antara umat Islam akibat ulah mereka. Mereka memfitnah dan memprofokasi antara satu dengan yang lain, sehingga antara umat Islam itu sendiri terjadi saling tuding menuding dan sampai terjadi pertumpahan darah. Untuk hal ini kita harus mempererat Ukhuwah Islamiah antara kita sendiri. Jadikan perbedaan itu sebagai rahmat dan  jangan jadikan perbedaan tersebut sebagai sumber perpecahan. 
Itulah beberapa strategi yang dilancarkan pihak Barat untuk meguasai umat Islam. Kita sebagai generasi penerus Islam harus mewaspadai hal itu agar Islam tetap kokoh dan tegar dalam mengadapi segala tantangan zaman. Mari kita tingkatkan Ukhuwah Islamiah antara sesama kita sehingga kita mampu bangkit dari keterpurukan yang selama ini melanda umat Islam.
Dan ingat ucapan Umar Bin Khattab :
“ Kebenaran tanpa organisasi yang rapi akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi 


“.Sumber : Buku” Dajal dan Simbol Setan”

The Relationship between Language and Culture



Language is an arbitrary system of articulated sounds made use of by a group of humans as a means of carrying on the affairs of their society (Francis 1958: 13). Language is an expression of human mind rather than a product of nature, is boundless in scope and is constructed on the basis of a recursive principle and that permits each creation to serve as a basis for a new creative act (Chomsky 1972: 102). According to Sapir (1921), “language is a purely human and non-instinctive method of communicating ideas, emotions and desire by means of voluntarily produced symbols.” There are many other definitions of the language proposed by linguists. They have similar concepts although there is a different and emphasis. Thus, language is orally communication, arbitrary, symbols, and signs used that have meaning and related with the real life and human experiences. Culture is that complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, customs and other capabilities or habits acquired by members of society (E. B. Taylor). Culture is the ways that tend to be done by members of society. It means that it is not an obligation, but it is only tendency of them. There are various theories about the relationship of language and culture. Some said that language is part of the culture, but other said that the language and culture are two different things, but have a very close relationship, so it cannot be separated. Others said that the language is strongly influenced culture so that all things that exist in the culture will be reflected in the language. Conversely, there are also said that the language is strongly influenced human culture and way of thinking or public speakers.
Language represents social reality. Understanding of social behavior through language depends on the habits of society. Therefore, when they communicate each other also depends on their culture such as culture and habits of Acehnese speakers. Acehnese speakers of Aceh Barat and Aceh Selatan (including Lamno, Jeuram, Nagan Raya), the ways children communicate with their parents are different with the habits of Pidie society (including Aceh Utara, Bireun, and east of Aceh), for example, children greet their parents. In Aceh Barat and Aceh Selatan societies, using word ”kah” (you) when greeting their parent is considered usual for them, for example, mak, kah hona kajak uroe nyoe?(mom, where do you want to go today?).   At Pidie society, however “kah” is unusual for them so that it is considered impolite. Pidie society will use word “droeneuh”(you) for greeting their parents or people who are older than them, for instance, mak ,dreoneuh hona neujak uroe nyoe?( mom, where do you want to go today?).
Language can affect culture patterns. Language affects the way of thinking and behavior members of the public speakers. Their behavior is always influenced by the properties of the language such as interpretation of time. For example word singoh “tomorrow”. The habit of Aceh Selatan society, word singoh means durations that is can be more than one day after today, even until at an unspecified time. In Pidie society, however, word singoh means tomorrow that means the day after today. For Aceh Selatan society, utterance to represent tomorrow that means the day after today is singoh beungoh. However, for Pidie society, utterance singoh beungoh means tomorrow morning. If it is near to noon, they did not say singoh beungoh anymore but they said cot uroe singoh. This clearly shows the difference in Acehnese speakers which shows the culture in a region especially in terms of promise. The impact of this regard is the habit of fulfill the promise that finally seen as a culture.
As I mentioned at first paragraph, there are also people said that culture affects language. For example, at British, British society is not civilized to eat rice so that we cannot find in English vocabulary which differentiates padi, beras, dan nasi, all of it is called rice. Therefore, in certain contexts the word rice means padi, in another context means beras and also means nasi. Another example, in Eskimo communities that have been cultured living in snow areas, has more than ten words to express the snow. On the other hand, Indonesian, including Acehnese, has only one word to describe the snow.
In short, for the aforementioned reasons, language and culture influence each other even though there are people said that language strongly affects culture and vice versa, there are also said that the language is strongly affected human culture and way of thinking. The essential of it is culture and language is inseparable.  Culture cannot exist without language and vice versa. All that is spoken in a language is about things that exist in the language of culture. Therefore, we need to learn the language if we want to explore a culture. The purpose in reviewing the language is to understand more deeply the patterns and values ​​in a society, language is considered the most powerful features of one's social personality, and also there is a relationship to the culture in a society.

   

References
Tefl.net (   ).The Relationship between Language & Culture and the Implications for Language Teaching. Retrieved December 21, 2011, from
gdufs.edu (  ).The Relationship between Language and Culture. Retrieved December 21, 2011, from
DeCapua, Andrea & Wintergerst, Ann. ( 2004). Cross cultures in the Language Classroom. USA: The University of Michigan Press.  
Sullivan, Kathleen E. ( 1994). Understanding Ways Communicating Between Cultures. NSW: Southwood Press Pty Limited.

Selasa, 19 Juni 2012

Anda Orang Berakal? Maka Ingatlah Allah



Beberapa tahun lalu, seorang penyanyi pernah menembangkan lagu yang di antara syairnya berbunyi demikian:

aku mau tidur ingat kamu
aku mau makan ingat kamu
aku mau mandi ingat kamu,
dst.

Lagu itu memang berbicara tentang cinta dua anak manusia. Tapi, apa tidak terlalu berlebihan bila di setiap waktu ia selalu mengingat kekasihnya. Padahal kekasihnya itu belum tentu jadi suaminya. Meski itu hanya sekadar lagu, tapi setidaknya itulah cerminan gaya anak muda saat ini.

Lantas, bagaimana ungkapan cinta kita kepada Allah? Bukankah kecintaan kita kepada Allah Swt. mesti ditempatkan di atas segala-galanya? Sementara, kecintaan kita kepada manusia harus dalam rangka kecintaan kita kepada Allah.

Mengingat Allah (dzikrullah) adalah salah satu aspek kecintaan seorang hamba kepada Kholiq-nya. Bahkan salah satu sifat orang-orang yang berakal (ulul albab) adalah selalu mengingat Allah (QS Ali Imran: 190-191).

Dan kalau kita mau diingat Allah, maka kita pun selalu harus mengingat-Nya. "Maka ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingat kalian" (QS Al-Baqarah: 152).

Menurut Rasulullah Saw., salah satu ciri orang hidup itu dzikrullah mengingat Allah). Beliau bersabda, "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dibandingkan dengan yang tidak berdzikir adalah bagaikan orang yang hidup dengan orang yang mati" (HR Bukhari).

Yang dimaksud dengan dzikir adalah merasakan keagungan Allah dalam semua kondisi. Dzikir tersebut bisa berupa dzikir pikiran, hati, lisan, dan perbuatan. Yang dimaksud dengan dzikir perbuatan mencakup tilawah Al-Qur`an, ibadah, dan keilmuan. Makna dzikir inilah yang paling banyak dijelaskan oleh Al-Qur`an dan hadits Rasulullah Saw.

Tentang dzikir dengan pikiran, Allah Swt. berfirman: "Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak juga oleh jual-beli dari mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat, dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari dimana hati dan penglihatan menjadi guncang" (QS An-Nur: 37). Jadi merasakan keagungan Allah dan selalu merasa diawasi oleh-Nya harus terus berlangsung, sekalipun dalam kegiatan berdagang atau bisnis. 

Dzikir dengan hati, Allah Swt. berfirman: "Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah ahti menjadi tenteram" (QS Ar-Ra'd: 28). Jika seorang mukmin ingin selalu menemukan kenikmatandan ketenteraman dzikrullah di relung hatinya, hendaklah ia merasakan adanya keagungan Allah tertancap di dalam hatinya dan merasuk dalam jiwanya. 

Sementara itu, makna dzikrullisan (dzikir dengan hati) didasari sebuah hadits qudsi. "Sesungguhnya Allah Swt. berfirman, "Aku menyertai hamba-Ku, bila ia berdzikir kepada-Ku, dan kedua bibirnya bergerak menyebut nama-Ku" (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah). 

Dalam hadits riwayat Tirmidzi dari Abdullah bin Bisyir, seseorang berkata, "Ya Rasulullah, ajaran-ajaran Islam sudah sangat banyak bagiku, beritahukan saya akan sesuatu yang bisa saya pegang teguh." Rasulullah Saw. menjawab, "Hendaklah lisanmu selalu basah dengan dzikir kepada Allah." 


Yang termasuk dzikir lisan adalah semua doa dan ma'tsurat yang diriwayatkan secara shahih dari Nabi Saw. dan dikenal di zaman generasi shahabat dan generasi salaf yang shalih. Termasuk dzikir juga semua permohonan kepada Allah dan semua istighfar yang tercantum dalam Al-Qur`an atau diriwayatkan dari Nabi SAW.

eramuslim 

Entri Populer

Laman

Mengenai Saya

Foto saya
Namaku Fadhlullah Yuza yang lahir di Beureunuen 28 april 1992. Aku memiliki beberapa nama panggilan. Aku bukanlah anak pintar dan juga bukan anak yang cemerlang. Aku bukanlah lelaki sempurna karena masih banyak kesalahan. Namun, aku sangat mengharapkan ada orang yang mau menunjukkan kesalahan dan memberikan solusi agar aku bisa memperbaiki kesalahan tersebut dan aku mencintai mereka yang mau berteman denganku setelah mengetahui siapa aku sebenarnya.

Pengikut

statistik